top of page

LAP 2

"HCMC to SIem Reap", Diluar Ekspektasi!

         Baru saja merasakan kenyamanan tinggal di kota HCMC, aiisshh…sudah harus meninggalkan kotanya Paman Ho ini, menuju ke kota selanjutnya, Siem Reap, Kamboja. Setelah selesai packing kilat dipagi hari lalu tergopoh-gopoh turun dari lantai 5, dan tralala... trululu...sudah tersedia sarapan pho di lobi hotel, yummy. Selesai sarapan lalu mengucapkan say sayonara to Madame Long yang empunya hotel sembari memberikan souvenir tempat pulpen cantik berpola wayang. Sengaja dibawa khusus dari tanah air untuk cinderamata bagi pemilik hotel tiap kota yang saya singgahi. Saya dan the bolangers lainnya mempercepat jalan menerobos riuhnya pasar becek yang nggak ada ojek-nya. Aduh dah gitu banyak anjing berkeliaran lagi, aiiishhh… Di depan gang hotel tempat inap saya memang pasar becek yang menjual kebutuhan sehari-hari, dari sayuran sampai daging babi yang dijereng di meja kecil #huuekk… pengen muntah bentuknya nggak karuan...hii... Pada saat itu masih pagi dan aktivitas pasar penuh manusia dan semerbak bau amis, mau lewat saja agak susah cari celah jalan keluar.

Bau Khas Orang Indonesia    

       Perjalanan saya selama dua minggu ini memang sangat menguras tenaga dan kucuran keringat #cuaca panas soalnya, hehehe. Dari Vietnam dan berakhir di Malaysia, banyak dirasakan pengalaman yang benar-benar menyenangkan. Tiap hari saya dan keempat bolangers selalu keluar pergi dari hotel jam 8.00 pagi lalu pulang kembali sekitar pukul 22.00 malam, udah ngalah-ngalahin orang kantoran aja. Selalu dengan ritme seperti itu, walaupun kaki pegal dan badan sedikit lemas, kami tetap excited, karena prinsip kami “enjoy till drop”, sesumpek apapun jadwal itinerary, kami berusaha untuk taati. Karena dengan mobilitas yang sangat begitu amat teramat tinggi, keluar pagi dan pulang malam, ditambah cuaca di 5 negara selalu panas terik tak pernah hujan, keringat pun bercucuran. Ternyata keringat seharian itu juga bercampur bau matahari, yaakkss….kayak apa baunya pasti udah pernah mengendus bau gituan khan,
Bau khas orang Indonesia ufftt....zzzz.

Komersialisai Kotoran Manusia

        Salah satu cara untuk melihat penduduk di suatu wilayah tertentu itu jorok atau enggak bisa dari kondisi toilet umumnya, baik di mall-nya ataupun di toilet yang tersebar diseluruh sudut kota. Paling nggak, kita bisa mencermati tingkat kejorokan penduduk lokal sampai seberapa level. Setelah beberapa kali “memerawani” toilet di suatu kota ternyata ada keunikan tersendiri di setiap toilet yang saya sambangi. Dilihat dari kebanyakan toilet umum dan hotel yang pernah saya masuki, hmmm…orang Asia Tenggara cenderung tingkat kejorokannya rendah, di toilet warung makan pinggir jalan yang bangunannya apa adanya beratapkan seng pun WC-nya bersih kok dan nggak bau walaupun kondisi toiletnya sih sudah tua. Itu saya temui pada saat kami makan siang transit di warung pinggir jalan lintas negara di Kamboja.

More story, please ORDER HERE!!

 

LAP 3

           Nggak kenal maka nggak kunjung #agak jayus ya, mungkin pameo yang lebih tepat untuk kamu yang akan melakukan perjalanan ke suatu negara. Kamu ingin datang ke negara tertentu salahsatunya pasti karena keinginan untuk mengunjungi sebuah statue suatu negara seperti menara Eiffel di Paris, Grand Palace di Bangkok atau bentang alam Jeju Islands di Korea atau bahkan keeksotisan pantai Raja Ampat di Papua. Pastinya tempat-tempat tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi kamu sehingga ingin sekali untuk kesana. More story, please ORDER HERE!!

​LAP 1

       Mau pergi traveling tapi nggak ngerti tujuan mau kemana, wah kayaknya kena virus galau ya? hehehe. Menentukan tujuan adalah hal pertama yang kita lakukan agar perjalanan ini bisa diublek-ublek lebih detail. Biasanya tujuan didasari pada keinginan atau ketertarikan suatu tempat tertentu. Misal nih ya, jika ingin melihat tembok besar China, maka biasanya kota Beijing menjadi kota primer kamu nantinya. Yang lain, mungkin karena kagum melihat aksi bintang film di “Fast to Farious” dengan latar belakang kota Tokyo. Ketertarikan pesona pantai di Bangka-Belitung setelah menonton film “Laskar Pelangi”. Ya semua bisa jadi alasan yang nggak salah buat kamu.
        Saya pernah membaca sebuah tulisan di salahsatu blog bahwa ada seorang traveler yang bersedia meninggalkan jabatannya yang termasuk bergengsi karena lebih ngebet untuk mengunjungi Tibet. Tidak memungkinkan untuk mengajukan ijin selama 1 bulan penuh untuk menjelajah Tibet, secara orang kantoran gitu. Maka dia lebih memilih mengundurkan diri dari jabatan bergengsi itu hanya untuk menghentikan rasa penasaran terhadap Tibet sejak kecil, wow….! Kalau yang satu ini memang butuh nyali yang gede untuk memilih berhenti dari pekerjaan yang sudah sangat mapan tersebut. Warning! Traveling membuatmu nagih abis…!! More story, please ORDER HERE!!

RESENSI SINGKAT

        Traveling seyogyanya jangan digeneralisir menjadi sesuatu hal yang membuang-buang uang atau menghabiskan waktu, namun traveling adalah sebuah investasi hidup. Banyak pelajaran yang bisa kamu dapetin dari sana, seperti bagaimana kita berkomunikasi dengan orang baru, ketemu dengan lingkungan baru, merasakan perbedaan, menghargai waktu, mengagumi ciptaan-Nya atau memaknai hidup jadi lebih variatif dan nggak linier terus.

       Buku ini mengisahkan perjalanan dari seorang newbie bersama 4 orang temannya yang newbie juga. Traveling ke luar negeri tanpa agen dan dilakukan secara mandiri bagi seorang newbie adalah sebuah tantangan dan pekerjaan yang sedikit menyita tenaga dan waktu. Karena sebelum berangkat harus mempersiapkan itinerary (rencana perjalanan), paspor, sampai budget yang terbatas.

        Cukup nekat karena belum satupun yang pernah berkeliling 5 negara, namun dengan tekad yang kuat, semua hambatan dari sebelum berangkat sampai pada saat perjalanan semuanya teratasi. Bagaimana kisah perjalanan yang lucu, konyol, inspiratif, menyedihkan sampai yang unik sekalipun tersaji dengan gaya bahasa yang santai dan terkesan apa adanya, diramu dengan beberapa tips berdasarkan pengalaman serta itinerary dan budget yang dihabiskan selama perjalanan semua terkumpul rapi di buku " I'm A rapidTRAVELER, How About You? " ini. Menarik tentunya untuk dibaca sembari ngopi dan dengerin musik kesayanganmu atau bisa jadi bahan referensi inspirasi untuk perjalanan yang akan kamu lakukan kelak.

The Travel Journey Goes To...

bottom of page